Sampai beberapa dekade yang lalu, pakaian muslim tidak terlalu umum di Indonesia. Tetapi, kini pakaian muslim telah menjad tren. Bukan hanya di antara para pemakainya, tapi juga sebagai tren dalam sektor produksi.
Busana muslimah kini bukan hanya soal penutup kepala, jilbab atau kerudung, tetapi segala outfit yang dikenakan seorang perempuan muslim. Dengan tren busana Islami ini, berbagai gaya telah muncul dan menjadi topik yang menarik untuk dibahas, baik oleh para pemakainya maupun oleh kalangan yang tidak mengenakannya. Apa yang mendorong pertumbuhan dan penyebaran busana muslim di Indonesia? Dari mana gaya mode pakaian Islam berasal? Bagaimana desainer Indonesia terlibat dalam rangkaian rumit penyebaran busana muslim?

Busana Abaya
Istilah yang digunakan untuk gaya berpakaian Islam di Indonesia kadang membingungkan bagi mereka yang lebih akrab dengan istilah yang digunakan di Timur Tengah. Kerudung dan jilbab, keduanya merujuk kepada penutup kepala muslimah. Kerudung biasanya merujuk kepada selendang panjang yang tipis untuk menutupi rambut seorang perempuan. Sedangkan, jilbab adalah kain yang lebih panjang yang hampir menutupi tubuh perempuan kecuali wajah dan tangan. Sementara, cadar adalah penutup wajah perempuan.
Di Indonesia, gaya busana Islam, seperti jilbab atau kerudung, memiliki sejarah yang panjang. Hal ini berkaitan dengan banyaknya lingkungan khusus, seperti madrasah Islam atau pesantren Islam (boarding school), yang banyak terdapat di Indonesia. Namun, secara umum yang mengenakan penutup kepala tetap terbatas; bahkan, sampai 1980-an kerudung atau jilbab hanya banyak dikenakan oleh perempuan yang sudah melakukan perjalanan ibadah haji ke Mekah. Juga, perempuan yang mengenakan cadar masih sangat terbatas; yakni, para pengikut Darul Arqam, gerakan Islam yang berbasis di Malaysia. Barulah pada tahun 1980-an pemakaian cadar lebih terlihat dengan penyebaran Jamaah Tabligh, yang kebanyakan pengikut perempuannya mengenakan gaya busana Islam bercadar. Kemudian, pemakaian cadar menjadi lebih menyebar lagi sejak tahun 2000, seiring pertumbuhan kelompok-kelompok Salafi di Indonesia.
Sering terjadi ketegangan tentang masalah kerudung atau jilbab. Pada fase awal rezim Orde Baru, pemakaian busana muslim dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap negara. Bahkan pada 1982, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk melarang murid perempuan mengenakan kerudung di lingkungan sekolah umum dengan alasan bahwa penggunaan kerudung atau jilbab dinilai sebagai pelanggaran terhadap aturan dasar seragam sekolah. Baru pada 1991
Pada 1990-an, mereka yang mengenakan pakaian Islami semakin banyak dan motivasi untuk mengikuti gaya busana ini kian meningkat. Popularitas gaya busana Islam kian berkembang seiring secara umum kehidupan Islami di Indonesia semakin populer. Misalnya, dengan semakin bertumbuhnya pengajian-pengajian perempuan yang dibina oleh para da’i muda. Beberapa ustadz kharismatik, seperti Abdullah Gymnastiar, Jefry al-Buchori, dan Ahmad al-Hasby mengenakan pakaian muslim yang modis dan menginspirasi perempuan muslim untuk mengadopsi bukan hanya pakaian Islami yang umum, tetapi juga yang bergaya modis dan fashionable. Beberapa ustadz muda itu bahkan berperan sebagai ikon pakaian muslim bagi perancang-perancang busana muslim Indonesia.
Posting Komentar